Sabtu, 13 Desember 2014

Penggunaan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Peserta didik Kelas XII Di SMAN 1 Srengat-Blitar.







            ABSTRAKSI: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan penelitian, “Bagaimana Mind Mapping mampu meningkatkan kemampuan menulis peserta didik kelas XII di SMAN 1 Srengat-Blitar”.
Strategi ini dipilih karena keunggulannya mendorong peserta didik untuk lebih aktif didalam proses belajar mengajar dan membantu peserta didik untuk meningkatkan ketrampilan menulis mereka.
Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.  Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama terdiri dari dua pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan dalam dua pertemuan. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas XII IPA 3 SMAN 1 Srengat-Blitar tahun pelajaran 2013-2014, yang terdiri dari 30 peserta didik. Dalam penelitian ini peserta didik diberi tugas-tugas yang berhubungan dengan ketrampilan menulis. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa writing test, writing tasks, observation checklist dan field notes.
Langkah-langkah dari Mind Mapping adalah sebagai berikut: pertama membuat peta pikiran (Mind Mapping) dari sebuah teks naratif secara berkelompok, kedua mempresentasikan mind map yang telah dibuat dan memberikan umpan balik, ketiga merencanakan penulisan teks naratif dengan menentukan topik secara bersama-sama, keempat membuat kerangka cerita menggunakan teknik Mind Mapping secara individu, kelima menguraikan kerangka cerita menjadi teks naratif secara individu, keenam mengedit atau merevisi teks naratif yang telah ditulis secara individu, dan ketujuh menuliskan hasil akhir tulisan secara individu.
  
Kata Kunci: meningkatkan, kemampuan membaca, Mind Mapping

 Bahasa Inggris adalah alat komunikasi. Tujuan pengajaran Bahasa Inggris pada sekolah menengah atas di Indonesia adalah membantu peserta didik  untuk mengembangkan kompetensi komunikasi mereka baik secara lisan maupun tulis untuk mencapai tingkat informational literacy (Depdiknas, 2006: 307). Ini artinya pada tingkat literacy tersebut lulusan diharapkan mampu mengakses ilmu pengetahuan dengan menggunakan Bahasa Inggris karena mereka dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Berdasarkan standar isi ada empat ketrampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Sebagai salah satu ketrampilan berbahasa, menulis harus dikuasai didalam belajar bahasa. Di SMAN 1 Srengat-Blitar ketrampilan menulis diajarkan secara terintegrasi dengan ketrampilan berbahasa yang lain. Bagi peserta didik kelas XII, standar kompetensi menulis yang harus mereka capai adalah mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang berbentuk narrative, explanation dan discussion  secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari  (Depdiknas, 2006: 322).
Dibandingkan dengan ketrampilan berbahasa yang lain, menulis adalah ketrampilan berbahasa yang paling sulit. Karena menulis melibatkan beberapa komponen: isi, organisasi, kosa kata, tata bahasa dan mechanics misalnya tanda baca dan kapitalisasi. Disamping itu, menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara alamiah (Richard-Amato, 1988 in Cahyono, 2011: 69).
Sebagaimana kita ketahui bahwa menulis adalah ketrampilan produktif. Karena didalam menulis, kita dilibatkan untuk memproduksi bahasa bukan menerima bahasa. Menulis adalah mengkomunikasikan pesan. Ketika menulis, kita membutuhkan pesan dan orang yang akan kita ajak berkomunikasi lewat tulisan kita. Pada pelajaran menulis, peserta didik perlu diajarkan dua hal, pertama tentang bagaimana mereka memanfaatkan prosess sebagai suatu keuntungan pembelajaran dan bagaimana menghasilkan produk tulisan yang dapat diterima (Raimes, 1993: 245 in Nunan, 1999: 273)

 METODE

            Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Rancangan penelitian ini dipilih untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar di Kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus dengan menggunakan rancangan peneilitian yang diusulkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (2007: 278). Rancangan ini meliputi planning, action, observation, and reflection.
 Fokus penelitian ini adalah penerapan Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik Kelas XII. Busan (1996: 38) mengusulkan empat fase dari Mind Mapping. Empat fase tersebut adalah menentukan cental topic, membuat basic ordering ideas, melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait dan melengkapi setiap cabang dengan image baik berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu dengan lainnya.




TEMUAN
Siklus 1
 Hasil tugas menulis menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai pada siklus pertama. Terkait nilai peserta didik, kriteria keberhasilan menyatakan bahwa penelitian dinyatakan berhasil apabila minimal 60% peserta didik (18 dari 30 peserta didik) telah mencapai nilai minimal 75.00. Data yang diperoleh dari hasil tugas menulis siklus pertama  menunjukkan bahwa 17 dari 30 peserta didik (56.67%) mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 75.00. Selebihnya 13 dari 30 peserta didik (43.33%) mendapat nilai kurang dari 75.00. Nilai tertinggi 81.25, nilai terrendah 62.50; dan nilai rata-rata 72.29. Nilai-nilai tersebut masih dibawah kriteria keberhasilan.

Berdasarkan temuan dari penelitian ini, peneliti mengidentifikasi dua alasan mengapa penggunaan Mind Mapping gagal meningkatkan kemampuan menulis peserta didik pada siklus pertama. Pertama, peserta didik belum mengenal strategi baru dalam pembelajaran menulis dengan baik sehingga mereka gagal menjadi penulis yang baik. Kedua, guru masih harus lebih peduli dan telaten membimbing peserta didik agar mereka dapat memfokuskan perhatian mereka pada kegiatan menulis teks naratif, khususnya terkait pemakaian diction dan mechanic bahasa Inggris.

Siklus 2


Hasil tugas menulis menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai yang sangat signifikan pada siklus kedua. Dibandingkan dengan nilai pada siklus pertama, nilai pada siklus kedua lebih baik. Nilai pada siklus kedua telah memenuhi kriteria keberhasilan. Berdasarkan hasil tugas menulis pada siklus pertama , 17 dari 30 peserta didik (56.67%) mendapat nilai lebih tinggi dari atau sama dengan 75.00. Selebihnya, 13 dari 30 peserta didik (43.33%) mendapat nilai dibawah kriteria. Nilai tertinggi 81.25, nilai terrendah 62.50, dan nilai rata-rata 72.29. Sedangkan data yang diperoleh dari hasil tugas menulis pada siklus kedua  menunjukkan bahwa 20 dari 30 peserta didik (66.67%) mendapat nilai lebih tinggi dari atau sama dengan 75.00, 10 dari 30 peserta didik (33.33%) mendapat nilai kurang dari 75.00. Nilai tertinggi 87.50, nilai terendah 62.50, dan nilai rata-rata 73.75. Ini artinya kriteria keberhasilan telah terpenuhi.
 Temuan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Mind Mapping didalam mengajar menulis untuk jenis teks naratif memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi peningkatan kemampuan menulis peserta didik. 

 
KESIMPULAN
Temuan penelitian selama penggunaaan Mind Mapping dalam mengajar menulis pada siklus pertama dan kedua menunjukkan bahwa strategi tersebut sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik kelas XII SMAN 1 Srengat-Blitar. Strategi tersebut meliputi: (1) membuat peta pikiran (Mind Map) dari sebuah teks naratif secara berkelompok, (2) mempresentasikan mind map yang telah dibuat dan memberikan umpan balik, (3) merencanakan penulisan teks naratif dengan menentukan topik secara bersama-sama, (4) membuat kerangka cerita menggunakan teknik Mind Mapping secara individu, (5) menguraikan kerangka cerita menjadi teks naratif secara individu, (6) mengedit atau merevisi teks naratif yang telah ditulis secara individu, dan (7) menuliskan hasil akhir tulisan secara individu.
 
DAFTAR RUJUKAN 
 Brown, H. D. 2007. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. New York: Pearson Education, Inc.

Cahyono, B. Y. 2011. The Teaching of English as a Foreign Language in Indonesia. Malang: State University Malang Press.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (School-Based Curriculum). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Grabe, W. 2009. Reading in a Second Language. Moving from Theory to Practice. Cambridge: Cambridge University Press.

Harmer, J. 2004. How to Teach Writing. Essex: Pearson Education Limited.

Hermawati, R. 2009. Penerapan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Ketrampilan Menulis Cerita Pendek Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Salatiga. (Online), (http://eprints.uns.ac.id.pdf), diunduh pada 2 Mei 2013.

Kemmis, S. & Mc Taggart, R. 2007. Participitory Action Research. Sage Publications.

Latief, M.A. 2009. Classroom Action Research In Language Learning. Pittsburgh: University of Pittsburgh.

Naqbi, S. A. 2008. The Use of Mind Mapping to Develop Writing Skills in UAE Schools. (Online), (http://marifa.hct.ac.ae.pdf), diunduh pada 2 Mei 2013.

Nunan, D. 1999. Second Language Teaching & Laearning. Boston: Heinle & Heinle Publishers.

Yoga, Dj. 2013. Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar Berbasis Mind Map. Batu: Makalah (Tidak Diterbitkan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar